Satu hal tentang Unix yang menakjubkan adalah betapa awetnya ia hingga sekarang. Jika kita membayangkan teknologi seperti komputer, ponsel, atau perabotan elektronik yang silih berganti dan cepat sekali menjadi usang, maka kemampuan bertahan hampir 4 dekade merupakan prestasi yang luar biasa. Linux sendiri sebagai salah satu anggota keluarga besar Unix tak terasa usianya sudah hampir 20 tahun.
Selama perkembangan Unix, banyak sekali perintah command line yang sampai sekarang masih eksis. Mulai dari ls, cd, hingga berbagai tool administrasi sistem, jaringan, user, file, dsb. Seseorang yang belajar Unix belasan hingga puluhan tahun yang lalu hingga kini masih dapat menerapkan, setidaknya sebagian, ilmu-ilmunya dulu. Dan jika Anda belajar shell dan perintah-perintah command line Linux sekarang, barangkali ilmu tersebut juga akan masih terpakai hingga bertahun-tahun ke depan.
Namun usia tua tetap tidak dapat dipungkiri. Uzurnya perintah-perintah tradisional Unix ini terlihat dari berbagai sudut. Mulai dari nama perintahnya yang kriptik karena diciptakan di zaman di mana memori dan media penyimpanan diukur dengan satuan “kilobyte” saja. Sampai antarmuka penggunanya yang “keriput” dan untuk ukuran zaman sekarang amat terasa tidak ramah pengguna: hitam putih, tidak sedap dipandang, tidak interaktif.
Untungnya, berkat popularnya Linux dan software open source lain, kini orang banyak pula yang mengembangkan wajah baru untuk tool-tool tradisional ini. Konsep dan fungsionalitasnya serupa dengan perintah lama, yaitu berbasis teks, tapi antarmukanya lebih modern: berwarna, berwindow, dapat discroll, dan interaktif. Sebagian besar dari Anda yang sudah familiar dengan tool-tool versi lama lalu mencoba wajah barunya saya yakin pasti akan tertarik. Mari kita lihat beberapa di antaranya.
htop, pengganti top
Kelebihan htop dibandingkan top:
- Berwarna. Ada juga tampilan grafis untuk CPU dan memori.
- Dapat melihat daftar semua proses, sementara top hanya 1 layar (salah satu yang paling menjengkelkan di top). Dengan htop Anda bisa melakukan scrolling dan meng-highlight proses baris per baris. Scrolling selain vertikal juga secara horizontal untuk melihat nama-nama proses yang panjang.
- Pencarian. Sama seperti di less atau Opera dan Firefox, Anda dapat menggunakan tombol / (garis miring) untuk melakukan pencarian interaktif. Untuk mencari PID, langsung tekan angka0 sampai 9.
- Tampilan pohon. Kalau biasanya dulu Anda mesti menggunakan ps -axf | less -S kini Anda tinggal menekan tombol F5 untuk toggle tampilan pohon.
- Kill dan renice yang lebih mudah. Karena bisa scrolling, mencari, dan menghighlight, maka mengirim sinyal dan melakukan renice pada proses menjadi lebih mudah, tak perlu menunggu si proses muncul ke atas tampilan top dan tak perlu menghafal PID-nya. Cukup tekan F7 atau F8/F9. Daftar nomor sinyal beserta namanya pun akan dimunculkan untuk membantu Anda jika lupa.
- Penyortiran. Bisa dengan lebih banyak kriteria/kolom dibandingkan top.
- Filter user. Bisa memfilter hanya menampilkan proses yang dimiliki user tertentu. Caranya, tekan u lalu pilih nama usernya.
Ada satu fitur yang penulis rasa belum ada saat ini, yaitu memfilter berdasarkan string (hanya menampilkan proses yang mengandung kata “perl” misalnya), tapi karena ada fasilitas pencarian, tidak terlalu masalah.
mtr, pengganti traceroute
mtr dapat menggantikan traceroute dan ping. Kelebihan mtr:
- Memiliki antarmuka teks maupun grafis (GTK+). Tampilannya lebih rapi dalam kolom-kolom.
- Berjalan secara kontinu (mis: per detik).
- Tampilan lebih cepat/responsif. mtr tidak perlu menunggu baris per baris dalam menampilkan tiap hop (termasuk harus menunggu resolve di tiap hop), tapi menampilkan langsung semua hop sedini mungkin.
Catatan: di Ubuntu mtr kini sudah terinstal default, dalam paket mtr-tiny.
multitail, pengganti tail
Anda mungkin sering melakukan tail -f FILELOG untuk mengamati sebuah koneksi atau kejadian sistem lain secara real-time. Perintah tail amatlah sederhana dan biasanya harus digabung dengan grep, dsb untuk memperoleh data yang Anda inginkan. Kini Anda dapat menggunakan multitail yang bersifat interaktif dan dapat membantu Anda mempermudah analisis log. Kelebihan multitail:
- Warna. Mengenali sintaks warna beberapa jenis file log.
- Mendukung window. Dapat memonitor lebih dari satu window sekaligus. Satu window pun dapat memonitor lebih dari satu file/perintah sekaligus (dimerge). Tiap window dapat diset ukurannya, dipause, dibersihkan, dsb.
- Memiliki memori/buffer lebih dari satu halaman. Sehingga Anda dapat menscroll/mencari ke belakang walaupun sudah lewat satu layar. Ukuran buffer dapat diset.
- Pencarian interaktif. Selama kita menampilkan jendela pencarian, proses tail juga dapat terus berjalan di latar belakang.
- Dapat melipat baris atau tidak melipat secara otomatis (tekan y).
Satu hal yang penulis belum lihat adalah live searching, yaitu pencarian yang otomatis terus mencocokkan dengan output baru, sehingga dapat menggantikan tail -f LOGFILE | grep POLA.
iptraf untuk netstat
iptraf sebetulnya bukan persis merupakan reinkarnasi netstat, melainkan lebih untuk monitoring trafik. Tapi salah satu penggunaan umum netstat adalah untuk mengecek apakah ada koneksi tertentu di komputer kita, misalnya mengecek apakah program kita membuat koneksi ke server lain. Untuk tujuan ini, iptraf dapat digunakan. Kelebihannya, bersifat interaktif dan sekaligus menampilkan jumlah trafik yang sedang berjalan.
discus pengganti df
Sama seperti df, hanya lebih rapi, berwarna, bergrafik.
Penutup
Masih banyak tool-tool konsep lama lain yang dipermak menjadi modern, atau program-program yang fungsionalitasnya mirip tapi dibuat dengan antarmuka pengguna yang lebih ramah. Anda punya tool lama berwajah baru favorit lainnya? Silakan beri komentar Anda ke <[email protected]>.