Bagi para pengguna hosting, sering ditemui kasus website overload sehingga menyebabkan performa website menjadi lambat bahkan paling parah tidak bisa diakses. Overload disini memiliki banyak penyebabnya, perlu dilakukan pengecekan apakah berasal dari CPU, RAM, MySQL, hardware atau software yang bermasalah.
Server sebenarnya seperti komputer biasa, kadang berjalan dengan lambat saat banyak menjalankan proses. Agar tidak terjadi overload seperti ini Anda bisa melakukan upgrade pada hardware dan sistemnya. Sama halnya dengan hosting saat terjadi overload, solusi yang terbaik adalah upgrade paket diatasnya atau bisa saja upgrade ke layanan VPS.
Selain melakukan upgrade, ada opsi yang lebih murah dan menarik untuk dicoba yaitu menemukan penyebab website overload. Jika sudah ketemu tinggal mencari cara mengatasi overload saja.
Penyebab website overload.
Nah berikut ini Kami sudah membagi penyebab website overload berdasarkan kategorinya:
Overload CPU Usage.
Beberapa penyebab overload CPU Usage:
Traffic dari website/blog yang terlalu tinggi.
Menginstall plugin WordPress yang terlalu banyak.
Install script yang menghabiskan CPU usage.
Ada bug/error pada website.
Looping/perulangan yang tiada henti.
Akun hosting yang diretas.
Terjadi script error pada website dengan jumlah yang besar.
Menggunakan cronjob yang berlebihan.
Overload RAM/Memory Usage
Beberapa penyebab dari overload RAM/memory usage:
Terdapat script yang bermasalah sehingga diproses pada memori server dalam waktu yang lama.
Kebanyakan plugin yang dijalankan membutuhkan memori server.
Script/php selalu aktif sehingga memberikan beban pada memori server.
Menggunakan cronjob yang berlebihan.
Entry proses yang banyak dan bersamaan pada akun hosting.
Malware pada hosting yang selalu aktif.
Lalu lintas pengunjung website yang tinggi.
Overload MySQL Usage
Beberapa penyebab overload MySQL usage:
Menggunakan query database yang berlebihan
Menarik data dari sistem database yang terlalu besar.
Tidak menggunakan plugin caching untuk meringankan beban saat ada query database masuk.
Menggunakan koneksi database “persistent” sehingga kinerja server terbebani.
Menggunakan plugin atau script statistic untuk collect data, counter, pengunjung website dan lainnya.
Traffic pengunjung website yang terlalu tinggi sehingga terjadi request database yang banyak.
Terjadi spam database sehingga membuat database penuh.